Popular Post

Popular Posts

Blog Archive

Followers

Recent post

Archive for Mei 2012


21 Hal Yang Membanggakan Indonesia di Mata Dunia
1.Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) . Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).
2. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia
dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
3. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
* Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
4. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak,
yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa jawa.
5. Monumen Budha (candi) terbesar di dunia
adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
6. Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia,
yaitu : Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.
7.Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.
8.Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.
9.Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambing supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).
10. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia
(20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
11. Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian,
yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
12. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis
(plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.
13. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).
14. Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.
15. Biodiversity Anggrek terbeser didunia :
6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
16. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia.
Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan air laut/abrasi.
17. Binatang purba yang masih hidup
: Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.
18. Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia.
Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.
19. Memiliki primata terkecil di dunia ,
yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.
20. Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia
yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.
21.Ikan terkecil di dunia
yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Banyak kan kelebihannya? tinggal cara mengolah dan memeliharanya saja yang harus di dukung dengan kepercayaan diri yang hebat untuk memakai produk kita sendiri

21 Hal Yang Membanggakan Indonesia di Mata Dunia

MENURUT statistik, rata-rata usia pernikahan adalah 25 tahun untuk wanita dan 27 tahun untuk pria. Usia ideal tersebut mengurangi kemungkinan terjadinya perceraian pada pasangan menikah.

Sudah banyak yang paham dan menyaksikan banyaknya berita perceraian yang terjadi di sekitar, misalnya tayangan infotainment yang mengabarkan perceraian selebriti negeri ini. Ada banyak wanita yang selama ini sudah menjalin hubungan bersama kekasih hati, malah sudah berjalan tiga tahun. Tanda-tanda sang kekasih akan meminang mereka pun sudah ditunjukkannya. Pertanyaannya, seputar itukah waktu yang tepat untuk menikah?

Memang, usia menjadi pertimbangan mendasar sebagian besar wanita single saat memutuskan menikah. Saat baru saja memulai karier, belum bisa liburan ke negara impian, bahkan masih mencari tahu "siapa saya" dan "apa yang saya inginkan dalam hidup", mereka harus mengambil keputusan kapan menikah.

Seperti banyak hal lainnya dalam kehidupan, selalu ada waktu yang tepat untuk berbagai hal, pun dalam hal menikah. Menurut sebuah artikel yang pernah dimuat di USA Today, banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin dekat usia seseorang pada 30 tahun saat menikah, maka kemungkinan berisiko lebih kecil mengalami perceraian.

Kapan pun waktu terbaik itu akan datang, ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya Anda ajukan untuk diri sendiri. Semua ini, tak lain untuk memastikan Anda siap atau tidak menikah.

1. Apakah Anda benar-benar bisa mandiri secara finansial, emosional, dan fisik dari orangtua dan keluarga?

2. Apakah Anda merasakan kecocokan dengan sang kekasih? Cinta tak cukup berakhir di jenjang pernikahan. Tetapi, dengannya Anda harus berbagi visi tentang masa depan. Kemiripan minat dan kemampuan komunikasi yang baik bisa membantu Anda menjalani masa indah dalam pernikahan hingga hanya maut yang memisahkan.

3. Apakah Anda telah benar-benar mengenali diri? Anda sebaiknya bisa memastikan akan menjadi apa pada 10 tahun mendatang, bersama siapa, dan seterusnya. Butuh waktu untuk merenung dan menyusun strategi. Tetapi, hal ini tidak berarti Anda harus memutuskan hubungan dengan kekasih, setidaknya tahan dulu keinginan untuk membeli cincin kawin. (ozc/tin)

Mencari Usia Ideal Menikah

PERILAKU diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap seseorang atau kelompok masyarakat. Atau melihat yang satu lebih tinggi atau penting dari yang lainnya.



Dalam sebuah masyarakat yang diskriminatif mudah timbul perpecahan. Kesetaraan tidak mendapat tempat. Jadi, jangan harap pepatah lama yang mengatakan "duduk sama rendah berdiri sama tinggi" berlaku.

Perilaku diskriminatif bisa tumbuh di mana-mana, termasuk di sekolah dan di keluarga. Diskriminasi dalam ruang domestik sudah banyak dibicarakan yang telah menimbulkan gerakan sosial secara luas. Namun, diskriminasi di sekolah masih malu-malu dibicarakan, bahkan ada pembiaran secara tak sengaja. Misalnya, diskriminasi mata pelajaran hingga ujungnya menimbulkan diskriminasi makin luas.

Ada siswa yang mengatakan mata pelajaran tertentu lebih penting daripada yang lainnya sehingga ada guru yang merasa lebih penting dari guru lainnya karena mata pelajaran yang dipegangnya. Selanjutnya, ada anak-anak yang disebut pintar dan bodoh karena maju di mata pelajaran tertentu. Akhirnya kebijakan sekolah yang kurang memberikan potensi siswa, guru dan sekolah, berkembang secara adil dapat kian mendorong tumbuhnya diskriminatif.

Jika sejak dini di sekolah dan kaum terpelajar menjadi diskriminatif, mereka akan mudah tumbuh menjadi anggota masyarakat yang diskriminatif, pelayan masyarakat yang diskriminatif serta membuat peraturan yang diskriminatif.



Melawan atau Menunggu

Sebagian orang setuju jika Ujian Nasional (UN) dianggap menimbulkan diskriminatif. Guru-guru sejarah beberapa waktu lalu yang berkumpul di Jakarta membuat pernyataan bahwa pelajar tidak tertarik pelajaran sejarah karena pelajaran sejarah tidak termasuk UN.

Catatan keluhan terhadap UN akan makin panjang. Pendek kata UN sebagai kambing hitam tumbuhnya sikap diskrimantif pelajaran. Padahal, banyak juga guru mengeluh bahwa partisipasi dan motivasi siswa rendah walau mengikuti pelajaran untuk UN.

Dengan fakta tadi, masalah diskriminasi di sekolah erat kaitannya dengan sikap menyerah dan gemar mencari kambing hitam. Ini semacam sikap bunuh diri karena menyerah pada cara pandang umum yang menerima diri didiskriminasi oleh keadaan. Padahal fakta UN bisa diterima sebagai "berkah" karena ada ruang lebih bebas melakukan eksplorasi, eksperimen dalam pembelajaran tanpa beban semacam kejar-tayang bagi guru mata pelajaran yang tidak UN.

Mungkin ini dapat disebut sebuah perlawanan kreatif di ruang sempit bernama kelas sehingga kreativitas tidak berada di ruang tunggu untuk minta dan menunggu pemerintah menambah mata pelajaran untuk di-UN-kan.

Mengaggap UN sebagai berkah sulit terjadi karena lebih menuntut perubahan kebijakan pemerintah yang hingga kini UN dalam posisi pro-kontra daripada pilihan meningkatkan SDM. Apalagi lingkungan yang menyerahkan urusan masa depan anak pada sekolah sehingga hobi dan perhatian anak-anak di luar mata pelajaran dianggap semacam ancaman. Padahal, banyak orang yang berhasil dimulai dari hobi yang kurang mendapat sentuhan pendidikan waktu di sekolah.



Mulai dari Rumah

Jika pandangan terhadap semua kegiatan dan mata pelajaran mendapat perhatian yang sama sejak dini di rumah, maka anak-anak di sekolah tak mudah digiring untuk mudah diskriminatif terhadap pelajaran tertentu. Para orangtua tidak melarang anaknya baca novel, menulis cerpen, dan lain-lain.

Belakangan ini makin sedikit siswa tumbuh diskriminatif terhadap mata pelajaran, pengetahuan dan bidang pekerjaan karena anak-anak mendapat pemahaman lebih luas sejak dini di lingkungan keluarganya. Di samping itu karena makin terbukanya bidang pekerjaan untuk mengembangkan keunggulan diri.

Makin banyak orang yang tidak tergantung status sosialnya pada jenis pekerjaan seperti dulu. Media massa semacam televisi ikut meluaskan wawasan orang tentang sebuah pekerjaan sehingga makin banyak orang percaya diri jika seseorang memiliki keuletan

Anak-anak Tumbuh Jadi Diskriminatif?

BANYAK acara dalam keluarga yang semestinya memerlukan kehadiran figur seorang ayah atau didampingi oleh seorang ayah. Hal ini bertujuan untuk memeriahkan acara tersebut, misalnya acara ulang tahun, makan bersama, dan acara keluarga lainnya.
---

Acara yang paling sering dapat dilakukan sebagai sarana berkumpul dalam keluarga adalah acara makan bersama. Bagaimanakah kalau acara ini dapat dilakukan setiap saat?

Alangkah harmonisnya ketika melihat sebuah keluarga di dalam acara makan bersama atau dalam acara keluarga lainnya dengan hadirnya seorang ayah. Di sini sudah tentu kelihatan sang ibu sangat sibuk, mulai dari penyiapan sampai menghidangkan nasi dan lauk pauknya. Di sela-sela kesibukan si ibu, anak-anak berkumpul bersama saudara-saudaranya beriang gembira sambil menanti kehadiran sang ayah.

Tanpa disadari, dalam acara-acara keluarga, dalam acara makan bersama, waktu itu ayah dapat berkumpul bersama keluarga. Hal itu tentunya menjadikan hubungan semakin intensif atau harmonis antara ayah bersama keluarga, ketika waktu makan bersama tiba. Hal ini dapat dirasakan bersama keluarga, betapa indahnya berkumpul dalam acara makan bersama.

Sudah pasti tokoh utama dalam menyiapkan makan bersama tentulah ibu. Semua itu dapat dilakukannya dengan hati yang tulus ikhlas dan penuh kasih sayang -- hal ini merupakan suatu kewajiban bagi seorang ibu. Melihat peran ibu yang begitu sangat sentral, ayah sebagai kepala keluarga memang memiliki tugas yang juga sangat utama yakni mencari nafkah untuk keperluan keluarga. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika dalam beberapa kesempatan yang baik, figur ayah tidak dijumpai oleh anak-anaknya dengan alasan sibuk dalam dunia kerjanya.



Patut Ditiru

Memang faktor sibuk bekerja dapat membuat seorang anak kehilangan figur ayah. Figur ayah di mata banyak anak merupakan tokoh superhero yang patut ditiru. Banyak anak yang bercita-cita jika sudah besar ingin menjadi seperti ayahnya.

Namun, bagaimana jika figur ayah jarang ada di rumah? Faktor kesibukan memang menajdikan seorang ayah jarang berinteraksi dengan keluarganya di rumah. Interaksi dengan anggota keluarga sangat diperlukan, kesempatan ini dapat dipakai seorang ayah membagi-bagi pengalaman dan dapat pula dipakai kesempatan memberikan petuah-petuah yang berguna bagi anak-anak serta keluarga untuk menuju keluarga yang lebih sejahtra.

Tidak jarang pula, pada acara makan bersama keluarga, ibu dan anak-anaknya akhirnya terpaksa makan tanpa kehadiran ayah. Akhirnya, interaksi antara ayah dan keluarganya menjadi hilang. Banyak momentum yang selayaknya dipimpin oleh figur ayah menjadi hilang. Tanpa kehadiran figur ayah, akhirnya anak-anak menjadi malas dalam acara-acara keluarga.

Oleh karena itu, jika waktu berkumpul bersama keluarga amat sedikit, sebaiknya seorang ayah dapat memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang sedikit tersebut dengan optimal. Lebih baik memiliki waktu hanya 5 menit atau 10 menit tetapi dicurahkan sepenuhnya untuk keperluan keluarga untuk menyampaikan hal-hal yang positif, dibandingkan mempunyai waktu 24 jam di rumah tetapi kurang dimanfaatkan untuk berinteraksi bersama keluarga.

Atau dengan kata lain, jika kuantitas waktu bertemu dengan keluarga terbatas atau sedikit, maka tingkatkan kualitas pertemuan itu dengan pemaparan atau penyampaian yang cukup bermakna atau sampaikan hal-hal yang sangat mendesak.


Kasih Sayang

Figur ayah dalam keluarga ibarat sebuah kapal laut, ayah adalah sosok nakhodanya yang akan memimpin maju mundurnya kapal tersebut untuk menyebrangi lautan menuju sebuah pulau. Demikian juga halnya seorang ayah akan memimpin sebuah keluarga untuk mengarungi lika-likunya kehidupan keluarga.

Oleh karena itu, berikut ini ada beberapa tips bagi seorang ayah yang sayang keluarga:

1. Manfaatkan saat-saat makan bersama atau acara keluarga lainnya sebagai sarana mendekatkan diri kepada keluarga, buatlah semacam dialog ringan antara ayah bersama keluarga. 2. Adakan makan bersama keluarga sewaktu-waktu. Acara ini dapat dilakukan di rumah maupun di luar rumah sambil memperkenalkan lingkungan sekitar.

3. Jangan lupa tanyakan kabar keluarga dari tempat kerja setiap saat, sesibuk apapun seorang ayah di luar rumah atau di tempat kerja.

4. Manfaatkan waktu dengan keluarga secara santai. Ketika berkumpul bersama keluarga, sebaiknya seorang ayah melupakan sejenak segala macam masalah di kantor atau di tempat bekerja. Konsentrasikan pikiran untuk keluarga, ajaklah mereka bersenda gurau. Ingat, keceriaan adalah kunci dari suatu keluarga yang harmonis.

Harus digaribawahi, figur ayah sangat penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karenanya, sesibuk apapun semua ayah, sebaiknya mereka menyempatkan diri berkumpul dalam acara-acara keluarga.

Figur Ayah dalam Keluarga

TIAP orang tua pasti menginginkan anaknya mandiri. Entah itu dalam berpikir maupun dalam perbuatan sehari-hari. Anak mandiri tidak dapat hadir begitu saja, perlu adanya pendidikan dari orangtua atau pengaruh lingkungan yang mendukung.

Mendidik anak agar menjadi mandiri adalah salah satu tugas orang tua. Sikap mandiri dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, seperti memakai pakaian sendiri, memasang tali sepatu, memakai kaos kaki dan berbagai pekerjaan kecil lainnya.

Berikut adalah tips untuk melatih anak hidup mandiri:

- Berikanlah pujian terhadap kegiatan positif yang telah dilakukan anak, meskipun hasilnya kurang memuaskan, tetapi pujian dapat memberikan motivasi kepada anak untuk berbuat yang sama di lain waktu.

- Orangtua atau pengasuh, sebaiknya jangan langsung memberikan bantuan jika anak mengalami kesulitan. Berilah dorongan agar anak tidak mudah menyerah.

- Jika anak menginginkan sesuatu seperti kartun di televisi, buku bacaan atau majalah anak, berilah kesempatan kepada anak memilih. Jika memang apa yang dipilih oleh anak kurang baik buat mereka, berilah alasan yang dapat dia terima mengapa harus memilih yang lain.

- Dorong dan terus berilah motivasi untuk melakukan kegiatan kegiatan yang positif buat anak. Setelah orang tua mengetahui bahwa itu adalah bakat si anak, pupuk dan latih terus bakat tersebut.

- Sekali-kali ajak dan pancing si anak berdiskusi dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan.

- Ajak anak untuk peka terhadap lingkungan dan membantu sesamanya, baik itu teman di sekolah maupun di rumah.

- Ajak anak untuk berkhayal tentang masa depan, misalnya apa yang menjadi cita-citanya kelak.

- Yang lebih penting lagi, ajarkan anak bergantung pada-Nya, ajarkan ibadah sejak dini. Dengan begitu saat anak mengalami masalah yang berat, mereka tidak akan mudah masuk dalam pelarian yang merusak masa depannya seperti minuman keras, narkoba dan sebagainya. (pusdat/berbagai sumber)

Kiat Melatih Anak agar Mandiri

PENDIDIKAN anak perlu mendapatkan perhatian serius. Anak adalah sebuah masa depan bagi dirinya, keluarganya, dan juga masyarakat bangsa dan negara. Anak yang suputra, anak yang berbudi luhur menjadi idaman setiap keluarga.



Ciri khas dari anak yang suputra mampu menempatkan dirinya sebagai anak di samping hormat pada dirinya, dan juga pada orang lain. Akan tetapi, dalam kenyataan tidaklah mudah untuk mewujudkan anak yang suputra justru banyak anak yang kuputra, anak yang tidak mengenal etika moral sebagai manusia yang sejati. Manusia sejati adalah manusia yang menyadari harkat dan matabatnya sebagai manusia.

Kenyataan-kenyataan sosial seperti perkelahian, pemerkosaan, pembunuhan bisa dicari benang merahnya. Tentu ada sumber yang menjadikan penyebab mengapa seorang anak setelah remaja, dewasa bisa berubah dari harapan orang tuanya? Hal ini dapat dicari dari akarnya. Siapa akar itu? Keluarga.



Keluarga yang Utama dan Pertama

Keluarga adalah pendidikan yang utama dan pertama. Pembentukan karakter anak lebih banyak ditentukan oleh keluarganya. Keluarga yang harmonis, rukun akan tercermin dari anaknya. Begitu juga sebaliknya, anak yang kurang berbakti bahkan melakukan tindakan di luar moral kemanusiaan keluargalah sumber utamanya. Beberapa teori mengatakan bahwa anak sebagai kertas putih (tabula rasa) yang bisa ditulisi apa saja oleh orang dewasa (orang tua, lingkungannya). Artinya, lingkungan memengaruhi moral si anak. Teori lain mengatakan bahwa anak membawa karakter, bakat, minat dari sejak lahirnya (nativisme). Artinya, anak lebih banyak dibentuk oleh faktor bawaan dari sejak lahir. Kenyataan menunjukkan bahwa kedua faktor bawaan dan lingkungan saling memengaruhi (konvergensi).

Menurut konsep Hindu, manusia lahir membawa karma-karma yang terdahulu (sancita karma). Bekas-bekas perbuatan ini masih melekat pada diri anak sesuai dengan kelahirannya terdahulu. Selama manusia belum menyatu dengan Tuhan, selama itu, ia akan mengalami reinkarnasi (proses kelahiran berulang - ulang). Karmalah sebagai penyebabnya. Untuk itu, selama hidup berkarmalah yang baik, benar, dan bermoral yang utuh.

Pendidikan yang menjadikan hidup manusia bermoral agar terus didengungkan bahkan sekarang ada wacana pendidikan berkarakter. Pendidikan dalam agama Hindu bahkan dimulai dari dalam kandungan, upacaranya disebut dengan magedong - gedongan. Suami yang menyadari dirinya bahwa istrinya masih mengandung buah hatinya akan amat memerhatikan kesehatan istri tercintanya. Kesehatan fisik dan psikhisnya menjadi prioritas utama. Pikiran, perkataan, dan perbuatan (trikaya parisudha) benar-benar dijaga sehingga si janin dalam keadaan tenang, damai, sejuk dalam kandungan. Suami selalu berperilaku dalam koridor kebenaran.

Perkembangan selanjutnya, dalam konteks modern orang tua bahkan ada yang memutarkan kaset-kaset Mozart. Kalau di Bali, suara-suara kidung, suara gamelan smarpagulingan, rindik, musik legong kraton bisa digunakan karena iramanya yang lembut dan membawa ketenangan pada si jabang bayi. Jangan nodai kesucian bayi oleh kelakuan yang kurang berkenan pada hidup dan kehidupan ini. Anak adalah titipan Tuhan dan bersyukurlah sebagai seorang perempuan karena bisa sebagai jalan untuk melahirkan anak-anak Tuhan. Jangan sakiti anak-anak Tuhan yang lahir dari rahim yang suci.



Pendidikan Mengajar

Mendidik sering disandingkan dengan mengajar. Mendidik berarti memberikan nilai-nilai moral yang lebih utama. Mengajar lebih menekankan pada keilmuan. Mendidik dalam nuansa religius dikenal dengan istilah educare. Educare adalah usaha untuk membina dan menumbuhkembangkan potensi, nilai-nilai luhur yang ada dalam diri seorang anak. Educare juga memberi iklim yang kondusif, memberi situasi kontekstual yang nyaman kepada bibit yang unggul yang seyogyanya dibangkitkan dan ditumbuhsuburkan dari dalam diri anak (Jendra,2009 : 8)

Mendidik anak agar selalu berjalan dalam koridor moral dan budi pekerti yang luhur terus ditumbuhkembangkan dalam keluarga. Berikanlah kasih sayang Anda pada anak-anak bangsa ini .Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya sekarang ini teramat banyak. Orang tua hendaknya meluangkan waktunya unuk mendidik, membina anak tercintanya. Pendidikan yang bernuansa humanis menghargai harkat anak sebagai manusia melahirkan anak yang suputra, anak yang baik. Su bermakna " baik", putra berarti ''anak''. Lawan dari suputra adalah kuputra. Anak yang kurang bermoral atau kurang beretika, kalau di Bali diistilahkan dengan anak dia-diu. Anak dia-diu umumnya dilahirkan dari hubungan yang tidak didahului dengan upacara agama. Kedua anak ini akan tampak dalam keseharian. Anak yang suputra memiliki karakter seperti bajik, selalu berbuat yang benar dan bermoral, damai dan memberikan kedamaian pada orang lain, tidak melakukan tindakan kekerasan, seperti perkelahian, curanmor dan sebagainya. Putra yang suputra adalah ''manusia dewa'' manusia yang memberikan penerangan, menyinari diri dan orang lain selalu memberikan contoh dan sikap moral yang benar. Sikapnya selalu berada dalam koridor kebenaran. Ia akan mengurangi sikap marah, keinginan yang tak terarah, loba atau tidak puas dengan yang dimilikinya, kebingungan, sikap mabuk-mabukan, dan sikap iri hati pada orang lain.



Perbanyak Contoh

Orang tua sebagai orang yang amat dekat dengan anak hendaknya memberikan contoh yang kondusif bagi perkembangan mentalnya. Orang tua yang melarang anaknya minum-minuman beralkohol, sebaiknya jangan minum-minuman yang beralkohol. Contoh-contoh yang membangun karakter yang benar, santun, bermartabat, bermoral terus diperbanyak. Pertengkaran yang terjadi dalam keluarga usahakan jangan dilihat langsung oleh anak. Jiwa anak yang amat rentan akan terpengaruh dan bisa terbentuk pada memorinya. Tindakan kekerasan yang terbiasa dilihat dalam keluarga dapat berakibat buruk pada anak.

Contoh-contoh yang benar sebagai bentengnya dalam pergaulan sosialnya. Anak akan bisa memilah dan memilih hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bentengnya ada dalam keluarga. Keluarga yang berantakan, kurang harmonis niscaya akan melahirkan anak-anak yang sayang pada dirinya, orang lain, atau masyarakat sosialnya.

Pendidikan dalam keluarga memegang kendali dalam pembentukan karakter anak. Bangunlah sebuah keluarga dalam koridor kebenaran, kejujuran, dan kesucian hati.



* ibw widiasa keniten

Pendidikan Karakater dalam Keluarga

BIASANYA perilaku memanjakan terjadi karena orang tua sangat melindungi anak, dan khawatir kebutuhan anak tidak terpenuhi. Kemandirian anak perlu dikembangkan agar ia merasa aman, bisa beradaptasi dengan baik, dan diterima di lingkungannya.

Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba tetapi perlu diajarkan pada anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemampuan bantu diri inilah yang dimaksud dengan mandiri. Kemandirian fisik adalah kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Sedang kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri.

Ketidakmandirian fisik bisa berakibat pada ketidakmandirian psikologis. Anak yang selalu dibantu akan selalu tergantung pada orang lain karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Akibatnya, ketika ia menghadapi masalah, ia akan mengharapkan bantuan orang lain untuk mengambil keputusan bagi dirinya dan memecahkan masalahnya.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak.



1. Faktor Bawaan

Ada anak yang berpembawaan mandiri, ada yang memang suka dan menikmati jika dibantu orang lain.

2. Pola Asuh

Bisa saja anak berpembawaan mandiri menjadi tidak mandiri karena sikap orang tua yang selalu membantu dan melayani.

3. Kondisi Fisik Anak

Anak yang kurang cerdas atau memiliki penyakit bawaan, bisa saja diperlakukan lebih "istimewa" ketimbang saudara-saudaranya sehingga malah menjadikan anak tidak mandiri.

4. Urutan Kelahiran

Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi orang tua belum cukup berpengalaman. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari kakaknya.



Tolok Ukur Kemandirian

1. Bayi (Usia 0-12 Bulan)

Masih dalam tahap mematangkan sensomotorik dan mulai mengenal lingkungan, sehingga dapat dikatakan hidupnya sangat tergantung pada orang lain di sekitarnya.



2. Usia 1 - 3 Tahun

Anak mulai bisa diajak untuk mengontrol dirinya. Misalnya toilet training, berbicara jika butuh sesuatu, dan bicara dengan bahasa yang baik. Anak menunjukkan keinginan untuk mandiri dengan berusaha melakukan berbagai hal sendiri. Misalnya, membereskan mainan, mengambil baju, dan lain-lain, meskipun hasilnya tidak memuaskan.



3. Usia 3 - 5 Tahun

Anak menunjukkan inisiatif yang besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya sendiri, dan meniru perilaku orang dewasa. Perilaku mandiri sebaiknya terus dikembangkan dengan memberikan anak tanggung jawab. Misalnya, membereskan mainan, membantu ibu menaruh piring kotor ke tempat piring, dll.



4. Usia Sekolah

Kemampuan anak untuk menunjukkan prestasi sangat penting. Jika anak seringkali mengalami kegagalan, dia akan mengembangkan rasa tidak percaya diri. Jika kemandirian sudah ditanamkan sejak dini, akan mudah bagi anak untuk mengikuti berbagai aktivitas, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Anak mulai mengetahui, misalnya, bagaimana ia harus mengatur waktunya, bagaimana ia harus belajar, bagaimana bergaul dengan teman-teman di sekolah, dan lain-lain.



5. Usia Remaja

Anak sudah memahami dirinya, meskipun ia akan mengalami kebingungan peran. Anak sudah mulai memahami dan memiliki komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan moral (misalnya, bidang studi yang akan dipilih di sekolah). (pusdat/berbagai sumber)

Membentuk Anak Mandiri

ANAK tidak mau belajar atau malas untuk membaca buku pelajaran, sering jadi keluhan orangtua. Dimana anak lebih suka melihat tayangan televisi, seperti sinetron, film atau bermain dengan teman-teman sebayanya.

Jika anak tidak mau belajar, mereka menganggap bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kurang menyenangkan dibandingkan dengan bermain atau nonton. Untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan membuat anak menganggap bahwa belajar adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan atau membuat mereka sadar bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.

Berikut ini adalah tips untuk mengatasi anak yang malas belajar :

- Memberi sentuhan pada titik peka anak. Sebagai orangtua sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak. Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada akhirnya anak akan menerima pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran kita untuk melakukan pendekatan kepada anak.

- Membangkitkan nilai plus anak. Satu pengharapan orangtua tentunya menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya.

Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa "tertantang" untuk melakukan sesuatu yang positif, kita dapat mengambil contoh dari tokoh film herois dan tokoh dunia yang sukses. Kita dapat mengungkapkan, bahwa untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan asal belajar.

- Mengembangkan cita-cita anak. Kita harus berperan aktif untuk mendorong anak agar memiliki cita-cita hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya. Cita-cita anak selalu berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Kita dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya. Dengan terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik pada diri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan perencanaan belajarnya.

- Menentukan waktu belajar anak yang tepat. Jika anak telah sadar dan tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan kita sia-siakan. Kita dapat mengarahkan dan menentukan kapan waktu belajar anak. Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain: sesuai dengan keinginan anak, jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang dominan pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya. Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah, mengantuk, gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya.

- Mengembangkan tujuan belajar. Agar anak mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya, biasakan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.

- Mengembangkan cara-cara belajar yang baik pada anak. Gairah belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, Anda perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Kita dapat mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang baik, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.

- Mengembangkan rasa percaya diri anak. Sudah tentu menjadi suatu keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat "dia mampu berbuat atau melakukan". Sesuatu yang sulit dalam pelajaran menjadi tantangan untuk ditaklukkan dan utnuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan. (pusdat/berbagai sumber)

Solusi Atasi Anak Malas Belajar

ANAK yang manja tentunya sering membuat kita selaku orang tua menjadi repot. Untuk menghadapi anak yang manja, Anda memang perlu untuk melatih kesabaran. Namun ada hal yang lebih baik dari sekedar bersabar tentunya, karena Anda selaku orang tua tidak boleh membuat anak selamanya akan menjadi manja.

Mendidik anak dengan terlalu keras tentunya memang kurang tepat untuk dilakukan, sebaliknya bila terlalu memanjakan sang anak ternyata juga kurang baik untuk dilakukan. Selain akan membuat kita sendiri menjadi repot, terlalu memanjakan anak memiliki dampak negatif bagi sang anak di saat ia telah meranjak dewasa. Selaku orang tua harus lebih memahami dan lebih berhati-hati dalam mendidik sang buah hati kita. Kita harus lebih bijaksana dan mengerti kapan waktunya untuk bersikap keras dan kapan waktunya untuk memanjakan anak.

Pengaruh negatif bagi anak bila terlalu dimanjakan. Ada banyak hal yang merupakan pengaruh negatif bagi anak bila terlalu dimanjakan.

Kurang Peka atau kurang inisiatif

Karena anak telah terbiasa dilayani, ini akan membuat anak menjadi kurang peka. Kurang adanya inisiatif untuk melakukan atau menyelesaikan sesuatu yang bermanfaat.



Anak akan menjadi malas



Bila kita terus membiarkan anak menjadi manja, anak cenderung akan menjadi seorang yang pemalas, sulit untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas, atau tanggung jawab yang sebenarnya dapat dia selesaikan.

Kecerdasan Emosional Menjadi Rendah. Hilangnya rasa empati, menghargai, dan hilangnya rasa tanggung jawab akan membuat kecerdasan emosianal sang anak menjadi rendah. Sikap ini tentunya membuat sang anak menjadi sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Salah satu akibat dari anak yang terlalu dimanja adalah akan membuat Ia sulit untuk bersosialisasi. Hubungan dengan teman-temannya biasanya akan menjadi seperti seorang majikan dan anak buah.

Ada beberapa hal yang menyebabkan anak bisa menjadi manja, yaitu lantaran pola asuh yang keliru, ketika sang anak sedang dalam masa proses mencari perhatian dan pengakuan, serta kurangnya pendekatan emosional anak dengan orangtuanya.

Cara menghadapi anak yang manja

* Orangtua harus mempunyai kemauan untuk tidak lagi memanjakan anak. Perilaku manja salah satunya karena selama ini apa saja yang mereka inginkan selalu dituruti. Mulailah untuk tidak memanjakan anak dan ajarkan hidup mandiri dari hal-hal yang kecil. Misalnya biasakan anak mengambil baju seragam sendiri, mengambil makan atau minum sendiri.

* Orang tua harus dapat lebih mengerti tentang perasaan anak. Caranya adalah, buatlah anak menjadi suka menceritakan tentang dirinya atau pengalamannya. Ketika komunikasi sedang berlangsung, tunjukkan perasaan bahwa kita mengerti dan sangat memahami perasaan sang anak. Buatlah sang anak percaya diri dengan kemampuannya.

* Jangan membandingkan anak dengan orang lain atau sebaliknya. Tanamkan kepadanya agar selalu berpikir positif terhadap apapun dan jangan lupa untuk selalu membesarkan hatinya.

* Berilah perhatian. Ajak sang anak untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang dia suka. Apabila ada permasalahan dengan saudaranya, jangan selalu dibenarkan dan jangan pula selalu disalahkan. Katakan dengan lembut agar dia dapat menghargai dan menyayangi saudaranya.

*Kita selaku orangtua harus dapat memupuk kepercayaan diri sang anak agar dapat mandiri. Jangan biarkan anak ketergantungan terhadap orangtua ataupun dengan orang lain. Selalu berikan kesempatan dan kebebasan untuknya melakukan sesuatu yang ke depannya akan bermanfaat positif. Ini sangat penting karena anak akan dapat melakukan sesuatu apabila dia bisa melakukannya.

* Didiklah anak Anda agar dapat berbaur dengan lingkungan sekitar dan teman-temannya. Hal ini akan membuatnya menjadi lebih bersemangat untuk berkreatifitas.

* Menghargai kemampuan anak. Biarkan Ia melakukan sesuatu atau mencoba mengatai permasalahan yang dia hadapi. Jangan selalu diberi bantuan, terutama mengekang sang anak untuk tidak melakukan apapun.

* Selaku orang tua harus konsisten untuk tidak memanjakan anak, tidak hanya satu atau dua hari saja lalu kembali memanjakan mereka.(pusdat/berbagai sumber)

Menghadapi Anak yang Manja

SEBELUM telanjur mencap anak yang manja, sebaiknya simak dulu mitos-mitos tentang anak manja dan penjelasan dari mitos-mitos tersebut.

Mitos 1: Terlalu sering digendong akan membuat anak jadi manja. Kadang-kadang anak harus dibiarkan menangis.



Kenyataannya:



Bayi perlu digendong, bila perlu sesering bisa. Bayi menangis karena mereka lapar, sakit, buang air kecil, atau karena ingin diperhatikan.

Mitos 2: Anak-anak tidak boleh memiliki perasaan bahwa mereka selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.



Kenyataannya:

Diperlukan contoh yang efektif dari orang tua dalam mengajarkan anak-anak bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Misalnya jika anak ingin sesuatu, tanyakan padanya apa yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Mereka akan belajar dan memahami, keinginan bisa terwujud jika berusaha.

Mitos 3: Memang ada anak yang manja dari ''sono''-nya.

Kenyataannya:

Tidak ada anak yang terlahir manja. Manja merupakan kesimpulan dan penilaian yang dibuat oleh orang terhadap pengamatan suatu perilaku.

Anak yang merengek dan baru diam sesudah orangtuanya mengabulkan permintaannya, bukan berarti mereka manja. Mereka hanya berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan berperilaku ''mengancam'' agar permintaannya dikabulkan. Perilaku mereka inilah yang harus diarahkan dan diubah.

Mitos 4: Bagi sebagian anak, manja merupakan gambaran yang baik.

Kenyataannya:

Manja tidak pernah merupakan gambaran yang akurat bagi anak-anak. Jangan memberikan label manja pada anak. Bila kita memberinya label manja, maka anak cenderung menjadi manja betulan.

Mitos 5: Sangat penting untuk menegur anak bila mereka bersikap manja.

Kenyataannya:

Bila kita menyebut si kecil manja, yang mereka dengar bukanlah manja melainkan sebagai manja yang merusak. Tanyakan pada diri kita, perilaku yang mana yang membuat kita menilai anak manja? Bila anak merengek meminta sesuatu, ajarkan anak cara meminta dengan menggunakan bahasa yang baik.

Mitos 6: Anak-anak yang memiliki mainan yang berlimpah cenderung dimanja.

Kenyataannya:

Mitos tersebut tidak benar. Kita harus melihat bagaimana benda tersebut diperoleh, kegunaannya, dan bagaimana sikap anak tersebut terhadap benda-benda yang dimilikinya.

Mitos 7: Anak yang manja perlu diubah perilakunya.

Kenyataannya:

Yang perlu diubah adalah perilaku orang tuanya dalam menghadapi anak yang mengancam karena keinginannya tidak dikabulkan. (pusdat/berbagai sumber)

Ubah Mitos Tentang Anak Manja

KEMAMPUAN untuk mengingat sangat penting dilatih sejak balita guna mempersiapkan dirinya untuk memasuki jenjang pendidikan dasar yang lebih tinggi. Dengan kemampuan mengingat yang baik, anak akan lebih mudah menangkap, memahami, dan menerima pelajaran di sekolah nanti. Daya ingat juga berguna untuk membangun kemandirian dan rasa percaya diri anak.

Untuk melatih daya ingat anak yang baik, kita bisa menggunakan berbagai cara dan stimulasi. Mulailah dari stimulasi yang sederhana, kemudian kita bisa mengembangkannya menjadi sulit seiring dengan perkembangan anak.

Berikut beberapa permainan dan stimulasi yang bisa diterapkan di rumah untuk melatih daya ingat anak.

* Tebak Gambar

Tebak gambar merupakan bentuk stimulasi yang paling efektif untuk melatih daya ingat. Melalui permainan ini, anak terpacu untuk mengingat gambar berpasangan yang disodorkan. Pertama, kita siapkan gambar berpasangan sesuai dengan tema yang dipilih (misalnya piring-gelas, buku-pensil). Gunakan warna-warna cerah untuk menarik perhatiannya. Sodorkan gambar tersebut pada anak dan beri dia waktu untuk mengingatnya, kemudian acak kartu-kartu tersebut dan biarkan anak menyusun ulang.

* Permainan Mencari Perbedaan

Permainan ini bertujuan untuk merangsang anak membedakan gambar yang satu dengan yang lainnya. Persiapkan buku khusus yang banyak memberikan materi mencari perbedaan ini. Mulailah dari gambar yang sangat sederhana dan biarkan si kecil melihat dan mencari sendiri perbedaan di tiap gambar dengan memberikan tanda di masing-masing tempat.

* Mendongeng

Mendongeng pun bisa menjadi sarana melatih daya ingat anak. Pilihlah dongeng yang pendek namun memiliki alur cerita yang menarik. Mulailah mendongeng pada saat menjelang anak tidur dan bacakan dengan intonasi yang bervariasi mengikuti karakter dalam dongeng tersebut agar anak tertarik. Di tengah-tengah cerita, kita bisa berhenti dan menanyakan kembali nama tokoh-tokoh yang telah disebutkan, atau sepenggal cerita dari dongeng yang telah dibacakan. Bila anak tidak mampu, kita bisa membantunya dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang mengarah.

Jangan lupa untuk memberikan pujian pada anak apabila mereka berhasil menyelesaikan permainan atau stimulasi dengan baik. Begitu pula sebaliknya, jika anak tidak berhasil, berikan kata-kata positif padanya agar anak tidak patah semangat dan kecewa. (pusdat/berbagai sumber)

Kreatif Melatih Daya Ingat Anak

ANAK kreatif adalah anak yang dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik. Perkembangan kemampuan dan kecerdasannya, sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif, banyak bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula diidentifikasi sebagai kenakalan oleh banyak orang tua. Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang berlebih merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu. Sebelum kita men-judge bahwa anak kita nakal, alangkah bijaknya jika kita mencoba mengetahui dan memahami ciri-ciri anak kreatif berikut ini.



Berpikir Lancar

Anak kreatif mampu memberikan banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang kita berikan. Dalam kejadian sehari-hari, kita sering bertanya “apa”, maka sering pula dijawab dengan banyak jawaban, meskipun kadang-kadang jawabannya agak melenceng. Namun, itulah salah satu kehebatan anak kreatif.

Dalam jangka panjang, anak kreatif mampu memberikan banyak solusi atas masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan karena di masa depannya hidup akan penuh masalah dan tantangan. Dengan kreativitasnya, maka ia akan lebih mudah menjawab masalah dan tantangan tersebut.



Fleksibel dalam Berpikir

Anak kreatif mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang (fleksibel), sehingga ia mampu memberikan jawaban variatif. Hal ini akan memudahkannya menjalani kehidupan dan menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan. Seringkali tanpa kita sadari, anak memberikan jawaban atau komentar yang solutif atas pertanyaan dan pernyataan kita.



Orisinil (Asli) dalam Berpikir

Anak kreatif mampu memberikan jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban-jawaban baru yang tidak lazim diungkapkan anak-anak atau kadang tak terpikirkan orang lain, di luar perkiraan dan khas.



Elaborasi

Anak kreatif mampu memberikan banyak gagasan dengan menggabungkan beberapa ide atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya secara rinci dan detail hingga hal-hal kecil.



Imaginatif

Anak kreatif memiliki daya khayal atau imajinasi, yang ia aplikasikan dalam kegiatannya sehari-hari. Ia menyukai imajinasi dan sering bermain peran imajinasi. Misalnya, ia membayangkan dirinya sebagai Ibu, maka ia akan berperan sebagai ibu dalam segi bicara dan perilakunya. Dalam tataran anak remaja, imajinasi ini biasanya berupa fiksi ilmiah, yakni sudah cukup mampu mengembangkan imajinasinya dalam bentuk-bentuk keilmuan, seperti menulis cerpen atau naskah drama, menciptakan lirik lagu, bermusik dengan genre tertentu, dan lain-lain.



Senang Menjajaki Lingkungannya

Anak kreatif senang dengan bermain. Bermain dan permainannya itu selain menyenangkannya juga membuatnya banyak belajar. Ia bisa mengumpulkan dan meneliti makhluk hidup, serta benda mati yang ada di lingkungannya. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk masa depannya karena ia akan selalu belajar dan mengasah rasa ingin tahunya terhadap sesuatu secara mendalam. Ciri ini juga terkait dengan kecerdasan anak secara naturalis. Msalnya, karena ia senang meneliti makhluk hidup, maka ia senang memelihara binatang atau tanaman yang disukainya dan memberinya nama.



Banyak Ajukan Pertanyaan

Anak kreatif sangat suka mengajukan pertanyaan, baik secara spontan yang berkaitan dengan pengalaman barunya maupun hasil ia berpikir. Sering kali pertanyaan yang diajukannya membuat kita sulit dan merasa terjebak. Karena itu, kita harus memiliki strategi yang tepat dengan berhati-hati memberikan pernyataan dan harus siap dengan jawaban yang membuatnya mengerti.



Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Kuat

Anak kreatif suka memperhatikan sesuatu yang dianggap menarik dan mendalaminya sampai puas. Rasa ingin tahu anak kreatif sangat tinggi, sehingga ia tak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya. Karena itu, kita sering dibuatnya agak kewalahan bahkan jengkel dengan menganggap anak kita bawel. Padahal itulah kehebatannya, rasa ingin tahunya akan membuatnya haus ilmu, memiliki daya kritis dalam berpikir dan tidak cepat percaya dengan ucapan orang sebelum membuktikan kebenarannya. Karena itu, fokus dan konsentrasi terhadap anak kreatif harus benar-benar diperhatikan. Cara berpikirnya yang cepat dan lancar akan membuatnya mudah bertindak memuaskan keingintahuannya.



Suka Melakukan Eksperimen

Anak kreatif suka melakukan percobaan dengan berbagai cara untuk memuaskan rasa penasaran dan rasa ingin tahunya. Karena itu, sebagaimana contoh di atas, orang tua harus bayak mendampingi dan membimbingnya, tetapi tidak bertujuan menghambat atau terlalu mencampuri eksperimennya itu. Memberikan penjelasan tentang baik dan buruknya sesuatu lebih baik daripada berkata “jangan” atau “tidak boleh”.



Suka Menerima Rangsangan Baru

Anak kreatif sangat suka mendapatkan stimulus atau rangsangan baru, serta terbuka terhadap pengalaman baru. Hal ini berkaitan dengan rasa ingin tahunya dan kesukaannya bereksperimen. Semakin banyak stimulus yang kita berikan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkannya dan semakin banyak pula percobaan yang dilakukannya, sehingga proses dan kemampuan berpikirnya akan terus berkembang dan mengasah kecerdasan otaknya.



Berminat Melakukan Banyak Hal

Anak kreatif memiliki minat yang besar terhadap banyak hal. Ia suka melakukan hal-hal yang baru, berani mencoba hal baru dan tidak takut terhadap tantangan. Dengan mengetahui antusiasme dari minatnya terhadap sesuatu akan membantu orang tua mengenali bakat anak, sehingga sejak dini bisa mengembangkan minat dan bakatnya secara berdampingan dan berkesinambungan. Selain itu, keberanian melakukan hal-hal baru dapat memupuk rasa percaya dirinya yang bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya kelak.



Tidak Mudah Merasa Bosan

Anak kreatif tidak mudah bosan melakukan sesuatu. Ia akan melakukannya sampai ia merasa benar-benar puas. Jika sudah puas, maka ia akan melakukan sesuatu yang lain lagi. Inilah ciri kreativitasnya yang menonjol. Ketidakbosanan merupakan aset berharga yang akan membuatnya terus mencari hal-hal yang dapat menginspirasinya untuk berkreasi dan berinovasi dengan hal-hal yang dialaminya dan dilihatnya, sehingga proses kereatifnya terus berjalan seiring pertumbuhan usianya.



Kreativitas lahir bukan semata-mata karena faktor keturunan, tetapi lebih karena adanya faktor stimulasi dari lingkungan anak. Stimulus dan bimbingan orang tua merupakan faktor utama dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak. Dengan mengenali dan memahami ciri anak kreatif, orang tua dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan kreativitas anak-anaknya. Karena itu, anak merupakan anugerah yang harus kita syukuri, membuat kita belajar dari dan tentang banyak hal dalam kehidupan. (pusdat/berbagai sumber)

Ciri-ciri Anak Kreatif

- Copyright © 2013 Welcome to my blog - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -